CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

20090903

Selembar Bulu Mata



(Petikan tazkirahku kepada murid-murid pada Julai yang lalu)

(Tak perlulah cuba merias bulu mata seperti gambar di atas tu)

Diceritakan di Hari Pembalasan kelak, ada seorang hamba Allah sedang diadili. Ia dituduh bersalah, menyia-nyiakan umurnya di dunia untuk berbuat maksiat. Tetapi ia berkeras membantah. "Tidak. Demi langit dan bumi sungguh tidak benar. Saya tidak melakukan semua itu."

"Tetapi saksi-saksi mengatakan engkau betul-betul telah menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam dosa," jawab malaikat. Orang itu menoleh ke kiri dan ke kanan, dan ke segenap penjuru. Tetapi anehnya, ia tidak menjumpai seorang saksi pun yg sedang berdiri. Di situ hanya ada dia sendirian.

Di sini tdk ada siapa kecuali aku dan suaramu." "Inilah saksi-saksi itu," ujar malaikat. Tiba-tiba mata hamba Allah itu berbicara,
"Aku yg memandang perkara yang haram dan dilarang."
Disusuli oleh telinga, "aku yg mendengar perkara haram dan melalaikan
" Hidung dan bibirnya pun tidak ketinggalan membuat pengakuan
Lidah menambah, "aku yang merasa pelbagai minuman dan makanan haram
" Tangan meneruskan, "aku yang mencuri.
’Rambut berkata, akulah yang sentiasa dipertontonkan”
" Kaki menyusul, "aku yang lari ketika disuruh solat."

Malaikat berkata,"Nah, kalau kubiarkan, seluruh anggota tubuhmu akan memberikan kesaksian tentang perbuatan aibmu itu", ucap malaikat.
Orang tersebut tidak dapat mempertahankan dirinya lagi. Ia putus asa dan amat berduka, sebab sebentar lagi bakal dihumbankan ke dalam jahanam. Padahal, rasa-rasanya ia telah terbebas dari tuduhan dosa itu.

Tatkala ia sedang dilanda kesedihan itu, tiba-tiba terdengar suara yg amat lembut dari selembar bulu matanya: "aku pun ingin juga mengangkat sumpah sebagai saksi." "Silakan", kata malaikat. ” menjelang ajalnya, pada suatu tengh malam yg lengang, aku pernah dibasahinya dengan air mata ketika ia sedang menangis menyesali perbuatan buruknya. Bukankah nabinya pernah berjanji, bahwa apabila ada seorang hamba kemudian bertaubat, walaupun selembar bulu matanya saja yg dibasahi air matanya, namun sudah diharamkan dirinya dari ancaman api neraka? Maka akulah, selembar bulu matanya itu tampil sebagai saksi bahwa ia telah bertaubat hingga membasahiku dengan air mata penyesalan."

Dengan kesaksian selembar bulu mata itu, hamba Allah tersebut di bebaskan dari neraka dan dimasukkan ke surga. Kemudiannya terdengar suara bergaung kepada para penghuni surga: "Lihatlah, Hamba Tuhan ini masuk surga kerana pertolongan selembar bulu mata."
Baiklah murid-murid
Sesungguhnya Allah itu maha pengampun dan penyayang. Kita sebagai hambaNya yang lemah perlu memohon ampun dan bertaubat agar kita memperoleh keredheaan dan rahmat Allah. Namun begitu, ini tidak bermakna kita boleh melakukan dosa sewenang-wenangnya dan kemudian memohon ampun kerana kita sendiri tidak pasti sempatkah kita bertaubat? Sempatkah kita memohon ampun? Sempatkah kita menjalani hidup pada hari esok? Hatta seminit lagi pun kita tidak tahu apa yang akan berlaku kepada kita....

0 comments: